Cerpen: Ada Cinta di Kaskus

Lagi iseng-iseng lihat postingan di Kaskus, eh Admin Kodokoala nemu cerpen yang keren abisz, tentang percintaan yang berawal dari Kaskus dan berakhir *** (sensor) rahasia lah biar seru, makanya baca dulu. Siapkan hati, bawa tisue, bawa guling dan kopi segelas.

Ada Cinta di Kaskus

Cinta

Kaskus.

Satu kata yang aneh awalnya. Apa sih kaskus itu?

Apakah itu nama hewan?

Bukan. Adanya kuskus, bukan kaskus.

Nama makanan?

Bukaan, yang ada tempe kukus....

Nama kota?

Masih bukaan, yang ada malah kudus.

Terus, apa?

Semula, di SMA kelas XI dulu, tepatnya dua tahun yang lalu, sahabatku sering membicarakan masalah kaskus. Di Facebook dia menggunakan sapaan ane,agan, ente dan lain-lain. Ada juga istilah maksil, cekidot dan kata-kata aneh lainnya.

Aku sih tidak terlalu tertarik dulu.

Sampai suatu saat, ketika dia berdampingan denganku di praktikum TI, dia membuka situs kaskus.co.id.

Situsnya colorful, rame dan aku tidak tertarik.

Di sana dia tertawa, tersenyum, berteriak dan tampak merasa seru dengan situs itu.

Hingga suatu hari, aku pergi ke rumah teman cewek karena kebetulan kami kerja kelompok bersama.

Dia juga sedang membuka kaskus saat aku tiba di rumahnya.

Lalu aku bertanya kepadanya

"Ngapain? Kamu juga suka ngaskus?" tanyaku pada gadis pendiam itu.

Istilah "ngaskus" baru kutahu dari sahabatku yang tadi.

"Iyaaa, aku biasa kok ngaskus," jawabnya.

"Ngapain emang?" tanyaku lagi.

"Ya cuma beli-beli aja. Aku suka beli barang dari sini," jawabnya tenang.

Aku semakin penasaran.

Apa sih serunya kaskus?

Aku kemudian membuka situs kaskus. Aku bingung mau mencet yang mana. Jadi aku klik aja bagian judul-judul HT yang nongol di Home.

Menarik sih artikelnya. Tapi lalu aku bertanya, apa bedanya dengan situs koran online? Toh sama aja kan? Sejak itu aku berhenti melihat kaskus.

Sampai suatu saat, aku penasaran lagi dengan kaskus karena setiap temanku semakin ramai membicarakannya. Bahkan ada temanku yang membeli sepatu di kaskus dan paket itu dikirim ke sekolah!

Suatu hari aku minta diajari daftar ke kaskus oleh sahabatku yang tadi. Di komputer perpustakaan sekolah, dia membimbingku dengan sabar mendaftar kaskus.

Kemudian, setelah aku berhasil membuat akun, aku mengirimkan friend request padanya. Dia lalu memberitahuku tentang apa itu lounge, forum dan sebagainya.

Dan ternyata kaskus menawarkan keseruan yang lain.

Temanku bahkan ada yang mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan melihat-lihat forum kaskus. Aku pernah sekali mencari puisi di kaskus. Ah, mulai seru!!!

Tapi aku belum punya banyak waktu untuk menulis thread. Selain aku belum punya laptop dan di rumah tidak ada komputer (aku berasal dari kalangan keluarga kurang mampu ) , aku belum bisa menulis thread.

Waktu terus berjalan, sampai akhirnya ada sesuatu yang menarik di Facebook berkaitan dengan kaskus.

Salah seorang adik kelasku, sebut saja inisialnya L. Dia adalah salah satu gadis tercantik dan termanis di kelas X (waktu itu aku sudah kelas XII). L juga pandai sekali, ramah, taat beribadah. Pokoknya L memenuhi kriteria istri yang sempurna

Dia membuat status di Facebook. Kira-kira begini statusnya :
"Ah, buka facebook cuma bikin sakit hati. Mending buka kaskus, lebih seru." dan seperti biasa, status itu di-like oleh sekian banyak orang.

Ah, gadis ini saja senang kaskus, berarti kaskus memang BEDA.

Aku mencoba kembali 'menekuni' kaskus dan aku merasa kaskus semakin keren, semakin seru dan semakin bermanfaat.

Namun ada yang aneh dan cukup mengganggu, yaitu dengan apa yang disebut ++, BB, BB17 dan sejenisnya.

Awalnya aku kira itu berkaitan dengan Blackberry, eh ternyata setelah kubuka, isinya konten berbau pornografi.

Patut diakui bahwa ada semacam rasa kecewa dengan banyak thread semacam itu. Agak mengganggu pemandangan lah ... tapi bagaimanapun itu kembali ke hak asasi para kaskuser yang membuat itu.

Sampai akhirnya aku fokus ke ujian nasional dan SNMPTN undangan, jadi aku tidak bertemu dengan kaskus untuk waktu yang cukup lama.

Ketika aku sudah selesai dengan ujian dan aku sudah dinyatakan diterima di PTN tujuanku, aku masih belum punya keinginan untuk kembali 'menekuni' kaskus.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan aku kembali membuka kaskus. Karena aku lupa username dan passwordku, maka aku terpaksa membuat akun baru.

Aku ngaskus lagi tapi masih belum buat thread.

Suatu hari, di kampus, aku duduk di perpustakaan pusat. Di sana aku menggunakan wifi untuk internet. Dan di depanku, kira-kira 10 meter dari mejaku, duduk seorang gadis manis yang juga sedang browsing internet. Dia sedang membuka blognya. Kulihat namanya. Inisialnya T.

Gadis itu manis sekali.

Dan kuperhatikan gadis itu sesekali, ternyata dia juga sedang membuka situs kaskus. Tak lama kemudian, aku melihat sekelilingku, banyak orang membuka kaskus. Alamak, betapa kaskus keren.

Tak hanya itu, banyak mahasiswa di kampusku yang kuliah pakai jaket kaskus, kaos kaskus dan pernak-pernik lain yang berhubungan dengan kaskus.

Kembali ke gadis tadi.
Gadis itu sering kutemui di hari-hari berikutnya di perpustakaan.

Si T selalu membuka kaskus.

Suatu hari aku sedang membaca thread yang berisi tentang tempat-tempat wisata di sekitar kota tempat kampusku berada.

Aku mencoba untuk komentar di thread itu. Dan komentarku dibalas oleh si TS.

Lalu kulihat thread-thread si TS yang lain. Ternyata thread-threadnya menarik. Tak lama setelah hari itu aku dan si TS menjadi teman di kaskus.

Lalu karena penasaran dengan TS, aku mencoba PM ke si TS.

Di sana kami berkenalan lebih jauh. Akhirnya dari obrolan kami, aku tau bahwa dia juga kuliah di kampus yang sama denganku. Dan dia juga tau bahwa aku satu kampus dengannya.

Ah, menarik. Kenalan dengan kaskuser yang sama-sama kuliah di kampus yang sama.

Aku akhirnya juga tau bahwa si TS adalah cewek. Karena dia pernah bilang : "Agak aneh ya, aku dipanggil agan juga. Padahal aku kan cewek. Hehehe. Dipanggil aganwati juga gimanaaa gitu."

Aku hanya bisa tersenyum membaca pesannya.


Hingga suatu hari, di perpus yang sama, aku kembali saling PM dengan si TS itu tadi. Dan PM kami bertukar dengan cepat.

Di sana aku bertanya dia sedang dimana, dan dia menjawab sedang di perpustakaan, di bagian cyber room.

Seketika aku deg-degan.
Wah, dia berada di ruangan yang sama denganku, batinku waktu itu.

Aku tanya dia, masih lewat PM, dia pake baju dan laptop apa. Lalu dia menjawab pertanyaanku dengan lengkap.

Dan astaga, si TS itu adalah gadis bernama T tadi, yang setiap hari duduk 10 meter di depanku. Suatu kebetulan
Atau takdir? Hehehe


Aku kemudian memberitahunya lewat PM bahwa aku berada di belakangnya, memakai jaket warna biru donker dan laptop penuh stiker.

Gadis itu lalu menoleh ke arahku, dan dia ragu-ragu tersenyum. Aku balas senyumnya sambil melambaikan tangan, dan dia kini tersenyum seutuhnya.

Sungguh, manis sekali. Hatiku berbunga-bunga.

Namun, seketika dia pergi keluar perpustakaan. Aku merasakan getaran yang aneh di hatiku. Ada semacam kesenangan tersendiri, kebahagiaan yang sulit diungkapkan.

Kami (aku dan si T) selama ini akrab di PM kaskus.
Aku rajin mengomentari thread bikinannya. Kadang aku juga mengomentari avatarnya. Aku tidak tahu bahwa sesungguhnya si TS itu adalah gadis yang setiap hari duduk di ruangan yang sama denganku, selalu berjarak 10 meter di depanku. Ah, gadis itu, manis sekali.

Hari demi hari berganti, aku semakin tertarik pada T. Kaskuser yang satu ini unik, baik dan pandai. Manis pula.

Dia masih tetap ngaskus di depanku, setiap hari di kampus.

Sampai lama-lama aku memberanikan diri untuk mengajaknya ngobrol langsung. Tentu saja masih lewat PM. Aku tidak berani untuk minta nomer HPnya, menanyakan Facebooknya maupun Twitternya.

Dan aku beruntung sekali karena dia mau. Dia seketika pindah ke kursi di sampingku dengan membawa laptopnya.

"Hai, gan!" sapa dia.
"Hai juga," jawabku. Ah senangnya.
"Lagi ngaskus juga ya?" tanyanya, sambil tersenyum maniiiis sekali.

"Iya nih, aku lagi ngaskus. Lagi liat thread keajaiban alam bawah laut. Hehehe," jawabku sekenanya. Mungkin terdengar konyol, tapi mau gimana lagi. Aku grogi didekatnya.

"Oooh, sekarang lagi rame bola nih. Kamu suka bola juga kan?" ucapnya.

"Suka sih. Suka nonton. Tapi kalo beritanya sih ga terlalu mengikuti, hehehe. Aku aja ga tau Euro yang akan datang ni bakal diadain di negara mana. "

"Hahahahaha," dia tertawa mendengar jawabanku. Dan ketawanya itu , renyah... lepas... dan tentu saja wajahnya manis.

Setelah itu dia menanyakan hal-hal yang lain. Dia berbicara soal kaskus, kuliahnya dan segala macam hal yang sedang hangat-hangatnya di kampus kami.

Sejak hari itu, aku dan dia sering ngobrol bareng.
Bahkan, lama-lama kami sering makan bersama di kantin dekat perpustakaan pusat. Kadang dia meminjam kartuku untuk meminjam buku karena kartu anggota perpustakaann miliknya ketinggalan di kosnya. Aku tentu saja dengan senang hati membantunya.

Dia sama seperti L, adik kelasku waktu SMA yang kuceritakan tadi. Dia baik, taat agama, asyik, ramah, tidak sombong, pandai, manis, dan dari keluarga yang cukup berada. Betapa beruntung laki-laki yang menikah dengannya nanti.

Aku sudah tau nomer HPnya dan dia juga sudah tau nomer HPku. Kami sering SMS-an tiap malam meskipun sekedar mengirim ucapan "Selamat tidur, yaa.. " atau "Besok bikin thread maut yaa.. Hahaha".

Aku senang.

Lama-lama kami juga sering joging pagi mengitari kampus. Sempat juga kami fitness bersama.

Hingga aku merasakan hal yang lain terhadapnya. Aku mulai sering merindukannya. Aku rasa aku jatuh hati kepada T.

Aku ingin dia tau perasaanku tapi aku tidak ingin berbicara langsung, karena aku belum siap.

Maka aku membuat thread tentang perasaan ini dalam bentuk yang general jadi seolah-olah itu bukan curhatan.
Di thread itu aku tumpahkan semua pikiranku tentang perasaanku yang bikin gelisah ini.

Suatu hari dia bertanya langsung padaku.
"Eh, threadmu itu tentang cinta ya?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Hmm, ya menurutmu gimana? Hahhaa...." aku mencoba mengelak, meskipun garing.

"Ya menurutku sih gitu. Atau jangan-jangan kamu lagi suka sama orang ya? Cieeee..." katanya.

"Emang," jawabku.

"Siapa emang. Cerita dong. Ah ke aku aja ga mau cerita. Huuuw," ujarnya sambil memonyongkan bibir.

"Okeey, aku cerita."

Lalu kuceritakan semua dari awal bagaimana aku berkenalan dengan seseorang dan akhirnya jatuh hati pada orang itu. Aku sebenarnya menceritakan si T sendiri. Namun aku menggunakan "seseorang" untuk bercerita pada T. Aku yakin si T mulai merasa bahwa yang kuceritakan itu adalah dirinya sendiri.

Hingga akhir cerita, dia bertanya, "Emang siapa sih seseorang itu?"

Aku sudah tidak tahan. Aku harus jujur. Lalu aku jawab, "Dia dari kota *-----* anaknya pak Mash*d dan bu El*. Dia punya adik dua."

Lalu dia tampak kaget, lalu tersenyum malu. Wajahnya memerah.

"Nah, itu kan aku?" tanyanya masih tersenyum.

"Iya, emang kamu. Yang aku ceritain mulai tadi ya kamu. Aku sayang sama kamu."

"Ohh... " jawabnya pendek. Dia masih tersenyum. Lalu kemudian dia pamit pulang dan tampak dia berlari tergesa-gesa.

Sejak hari itu, SMSku tidak pernah dibalas. PMku juga. Message FB juga. DM Twitter juga tidak dibalas.
Dia juga tidak pernah muncul lagi di ruang cyber perpustakaan pusat.

Aku gelisah. Aku merasa bersalah.

Lalu suatu hari, aku mengirim SMS kepadanya. Ditengah gelisah dan hampir putus asa aku mengirimkan pesan itu.

"Aku tau kamu mungkin marah. Kamu kecewa. Aku hanya ingin minta maaf. Iya aku tau aku khilaf. Aku kenal kamu lewat kaskus. Mungkin sangat tidak wajar kalo aku suka sama kamu. Tapi bagaimanapun, aku berani bersumpah aku suka sama kamu. Aku sudah sayang sama kamu. Tapi terserah kamu mau gimana ke aku, aku udah siap nerima kok. Kalo kamu mulai saat ini tidak mau kenal sama aku lagi, tidak apa-apa. Aku terima kok. Mau remove aku di kaskus, silahkan. Di FB dan Twitter? Silahkan. Apapun yang membuat kamu nyaman, lakukanlah. Tapi aku cuma pengen kamu tau, aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah dipertemukan denganmu di kaskus, di perpustakaan kampus. Aku senang, aku selalu nyaman di dekatmu. Aku yakin dengan perasaanku bahwa aku sayang padamu. Terima kasih sudah mewarnai hari-hariku. Aku bangga padamu. Ingat, aku bangga dan sayang padamu."

SMS itu kukirimkan dalam beberapa halaman text SMS.

Belum juga dibalas.

Tapi dua hari kemudian, dia membalas.

"Besok ketemu di koridor perpus lantai dua"

Hatiku senang tak kepalang, tapi juga ragu. Akankah dia marah padaku besok?

Keesokan harinya, aku menunggunya sejak selesai sholat dzuhur hingga sekitar jam 2 siang. Akhirnya dia muncul.

"Udah lama nunggu?" tanyanya, masih ramah dan dengan senyuman seperti biasanya. Hatiku seketika lega.

"Ah, nggak kok. Baru habis sholat tadi kesini," jawabku.

"Yakin gapapa?"
"Iyaa." jawabku lagi.

"Hmm, aku mau ngomong sama kamu. Yaaa aku minta maaf sama kamu soalnya aku ga bales2 SMSmu, dan semua pesanmu. Aku juga jarang ngaskus sekarang. Aku ga bermaksud menghindar, tapi aku butuh waktu buat merenung.
Aku itu bingung saat kamu nyatain perasaanmu ke aku. Tapi setelah bingung beberapa hari , aku sadar kalo kamu cuma nyatain aja ke aku. Kamu ga minta kau jadi pacarmu kan?"katanya.

"Nggak. Aku sadar diri kok. Aku nih mungkin ga pantes buat jadi pacar kamu karena aku kampungan gini,, jelek , kurus item. Aku cuma pengen kamu tau aja kalo aku sayang sama kamu. Itu aja. Sederhana saja.Tapi aku akui aku punya harapan buat jadi pacar kamu. " jawabku.

"Hmmmm... aku kasih tau ya. Aku bukan tipe orang yang ngeliat orang lain dari fisiknya. Aku ngerasa nyaman juga kok deket kamu. Kamu orangnya baik, perhatian, pengertian. Kamu asyik diajak ngobrol." katanya dengan senyuman.

"Terima kasih. Hmm, aku hanya orang yang bermimpi. Aku sayang kamu, tapi mungkin kamu ga ada rasa. Mungkin kamu cuma nganggep aku temen. Tak apa, tapi boleh kan aku tetep sayang sama kamu?" tanyaku. Hatiku ngilu.

"Hmm.. ya bukan gitu sih. Ya gapapa kamu tetep sayang, itu hak kamu kok. Tapi apa kamu yakin tahan kalo aku ga jadi pacar kamu dan kamu cuma nyayangi aku gitu aja?" tanyanya.

Aku jawab, "Aku tidak sama dengan orang lain. Aku punya prinsip dan ga ada seorangpun yang bisa nyentuh prinsipku itu. Dan aku orang yang berkomitmen, dan aku pegang benar komitmen itu. Aku berkomitmen untuk sayang sama kamu, maka pasti aku jalani itu." jawabku.

"Aku harap kamu mau jadi pacarku dengan keikhlasan, bukan karena kasian atau apa. Itu keinginanku. Tapi apa daya, mungkin hal itu mustahil terjadi" lanjutku.

"Aku mau jadi pacarmu," katanya tiba-tiba.

Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Aku menatapnya...

"Iya, bener aku mau jadi pacarmu. Aku nerima kamu. Aku emang udah ngerasa kok kalo dari dulu kamu ada rasa sama aku. Kamu baik, dan aku rasa kita cocok. Aku sadar dan mengerti perasaanmu itu dan aku senang dengan perasaan itu," lanjutnya.

"Ma..makasih ya.. ak ak..akkuu seesss... sssss...senang gg..." ujarku gagap. Aku baru percaya. Ah, senang sekali.

"Yep, aku juga makasih kamu udah punya dan berkomitmen jaga perasaan itu buat aku," katanya.

"Jadi, kita resmi jadian?" tanyaku. Konyol sekali.

"Heem.. emang ga mau?" tantangnya.

"Hei, itu mimpiku yaaa..." kataku.

"Hahaha, oke, Sayang... sekarang kita makan yuk .. sumpah deh aku laper..." katanya langsung ngajak aku makan.

"Hah? Sayang?" tanyaku.

"Hmm iyaa.. aku manggil kamu "sayang". Masa' aku manggil kamu "Gan"?"

Seketika kami berdua tertawa bersama.

Hari-hari berlalu dengan kebahagiaan. Hingga suatu hari saat kami makan mie ayam bersama di rumah makan dekat kampus, aku bicara padanya.

"Kaskus... ah... Sadar ga Kaskus itu keren dari berbagai sisi?" tanyaku.

"Iya, Kaskus itu bukan cuma asyik bagiku sekarang, tapi.... entahlah... tambah indah aja," ujarnya.

"Iya,,, dan di Kaskus aku nemu orang yang kini bersamaku, menjadi kekasihku, dan makan mie porsi dobel dengan rakus di dekatku sekarang, si TS kreatip...hahaha," kataku

Dia mencubit lenganku, lalu kami tertawa bersama.



Kodokoala: Cerpen

Berlangganan Artikel Melalui Email Gratis:

0 Komentar untuk "Cerpen: Ada Cinta di Kaskus"

Posting Komentar

Perhatian!
Silahkan beri komentar Anda dengan sopan tanpa menyinggung agama atau ras tertentu.

Jika ingin menyertakan tautan/link menuju situs web tertentu, harap komentar yang berhubungan dengan topik agar komentar Anda bisa kami publikasikan. Terima kasih.